NET-U.S, Para pemimpin Amerika Serikat dalam Sabtu (11/9) berbicara mengenai bagaimana insiden 11 September 2001 mengganti mereka, negara mereka & global selamanya. Hal itu disampaikan pada serangkaian upacara yg memperingati 20 tahun agresi teroris terburuk pada sejarah modern.
Dalam serangkaian pidato, mereka mendesak masyarakat Alaihi Salam buat merangkul persatuan yg sangat kental dalam hari-hari sesudah agresi itu.
"Pada hari-hari pasca 11 September, 2001, kita seluruh diingatkan bahwa persatuan itu mampu terjadi pada Amerika," istilah wapres Kamala Harris, yg berbicara pada Shanksville, Pennsylvania. Tempat itu merupakan lokasi jatuhnya pesawat United Airlines Flight 93, yg menyebabkan tewasnya ke-44 orang pada dalamnya, sesudah para penumpang melawan para pembajak.
"Kita diingatkan pula, bahwa persatuan itu sine qua non pada Amerika. (Persatuan) itu krusial bagi kesejahteraan & keamanan nasional kita, dan posisi kita pada global," imbuh Harris.
Mantan presiden George W. Bush, pula hadir pada Shanksville. Dia berbicara mengenai insiden yg terjadi dalam masa pemerintahannya.
“Bagi mereka yg terlalu belia buat mengingat menggunakan kentara hari pada bulan September itu, sulit buat mendeskripsikan perasaan campur campurkan dan kocok rata yg kami alami," katanya.
"Ada rasa ngeri yg luar biasa, akan tetapi pula terdapat kekaguman dalam keberanian & kebaikan orang-orang. Ada rasa trauma yg sangat hebat, akan tetapi pula terdapat rasa syukur bagi tindakan heroik yg dilakukan sang mereka yg menentangnya," ujar Bush.
Serangan itu mendorongnya meluncurkan Perang Global terhadap Teror, yg berlangsung sampai hampir 20 tahun. Upaya itu sebagai perang terlama yg melibatkan Alaihi Salam & menyebabkan tewasnya ribuan tentara Alaihi Salam dan poly masyarakat sipil pada Irak & Afghanistan.
Presiden Joe Biden mengakhiri pertarungan pada Afghanistan bulan lalu. Dia menarik seluruh personel militer & diplomatik.
Dalam pidatonya, Biden menyampaikan bahwa masyarakat Alaihi Salam sanggup manunggal padu pada keadaan terburuk.
“Pada beberapa minggu & beberapa bulan pasca agresi 9/11, aku bangga memimpin masyarakat yg luar biasa, tegar, & manunggal," ujarnya.
"Dalam hal persatuan Amerika, hari-hari semacam itu tampaknya sulit terwujud. Kekuatan dursila tampaknya selalu mengganti segala ketidaksepakatan sebagai argumen, & setiap argumen sebagai friksi budaya. Politik kita tampaknya selalu ditentukan sang kemarahan, ketakutan & penolakan. Itu menciptakan kita risi akan masa depan bangsa," imbuh Biden.
Seruannya buat manunggal senada menggunakan pernyataan yg disampaikannya dalam semalam sebelumnya. Dalam rekaman video, Biden memakai momen ini buat pulang menyerukan persatuan pada Alaihi Salam yg semakin terpecah belah, pada mana para pejabat intelijen sudah mengidentifikasi terorisme domestik menjadi ancaman serius.
“Persatuan merupakan hal yg memilih siapa kita," ujarnya.
"Yang paling baik bagi AS. Bagi aku , itu merupakan pelajaran krusial menurut 11 September 11 bahwa dalam momen yg paling rentan, yg mengakibatkan kita manusia, pada upaya pencarian jiwa Amerika, persatuan merupakan kekuatan terhebat. Persatuan bukan berarti kita meyakini hal yg sama. Kita wajib punya kehormatan & keyakinan mendasar satu sama lain & dalam bangsa ini."
Di Ground Zero pada New York, para anggota famili bergantian membacakan menggunakan keras nama-nama korban. Mereka memulainya tidak usang sesudah bel berbunyi dalam pukul 08.46 pagi yg menandai saat waktu American Airlines Flight 11 jatuh pada North Tower World Trade Center — & 17 mnt kemudian, United Airlines Flight 175 tentang South Tower.
Para anggota famili pula menaruh beberapa kenangan eksklusif tentang pasangan, kakak-adik, orangtua & kakek nenek yg ikut jadi korban. Sebagian menangis, berpelukan & bergetar waktu mendengarkan ke-2,977 nama. Angka itu nir termasuk ke-19 pembajak yg mati pada agresi bunuh diri itu.(Leo/Net)
0 Komentar